🌷🏡 *Teks Bacaan Selawat Nabi SAW* 🏡🌷
Sabtu, 10 November 2018
Sabtu, 27 Oktober 2018
Rabu, 24 Oktober 2018
Hanya Amalan yang Menemani di Alam Kubur
BismillahirRohmanirRohiiim...
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaaatuh...
Hanya Amalan yang Menemani di Alam Kubur
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاَثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
“Yang mengikuti mayit ke kuburnya ada tiga, lalu dua kembali dan yang tinggal bersamanya hanya satu; yang mengikutinya adalah keluarganya, hartanya dan amalnya, lalu kembali keluarga dan hartanya, dan yang tinggal hanya amalnya.”
[HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu]
[HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu]
Beberapa Pelajaran:
1) Hadits yang mulia ini mengajarkan kepada kita pentingnya amal shalih dalam kehidupan dunia ini sebagai bekal untuk kehidupan di negeri akhirat yang kekal.
Allah ta’ala berfirman,
Allah ta’ala berfirman,
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ
“Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.”
[Al-Baqoroh: 197]
[Al-Baqoroh: 197]
2) Sungguh sangat disayangkan sekali, apabila kita baru tersadar untuk beramal shalih tatkala kematian telah datang untuk menjemput kita, ketika penyesalan tiada lagi berarti.
Allah ta’ala berfirman,
Allah ta’ala berfirman,
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata :
“Wahai Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat beramal shalih yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding (alam barzakh) sampai hari mereka dibangkitkan.”
[Al-Mukminun: 99-100]
“Wahai Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat beramal shalih yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding (alam barzakh) sampai hari mereka dibangkitkan.”
[Al-Mukminun: 99-100]
3) Lebih mengerikan lagi, ketika penghuni neraka meraung-raung untuk meminta dikembalikan ke dunia demi beramal shalih. Allah ta’ala berfirman,
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ
“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : “Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal shalih, berlainan dengan yang telah kami kerjakan”.
Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.”
[Faathir: 37]
Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.”
[Faathir: 37]
4) Peringatan untuk tidak terlena dengan keluarga dan harta, kemudian lupa beramal shalih untuk kehidupan yang hakiki dan kebahagiaan yang sejati di negeri akhirat.
Allah ta’ala berfirman,
Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”
[Al-Munafiqun: 9]
[Al-Munafiqun: 9]
5) Amalan yang akan menemani seseorang di alam kubur adalah seperti yang disebutkan dalam hadits Al-Barro bin ‘Azib radhiyallahu’anhu, yaitu apabila amalnya baik maka yang akan menemaninya dalam bentuk seseorang yang bagus wajahnya, pakaiannya dan aromanya, apabila amalannya jelek maka sebaliknya.
Dan kuburan orang yang beramal shalih diluaskan sejauh matanya memandang, dibukakan pintu surga sehingga berhembus aroma yang harum. Sebaliknya, orang yang beramal jelek kuburannya disempitkan, dibukakan pintu neraka sehingga berhembus panasnya, maka kuburan dapat menjadi taman surga atau jurang neraka, tergantung amal seseorang ketika di dunia.
Laa hawla wa laa quwwata illaa billah Laa_ilaaha_illaAllah
Laa hawla wa laa quwwata illaa billah Laa_ilaaha_illaAllah
Kamis, 13 September 2018
Sabtu, 01 September 2018
SLUKU-SLUKU BATHOK
SLUKU-SLUKU
BATHOK
Sluku-Sluku Bathok
Artinya: Hidup Tidak
Boleh Dihabiskan Hanya Untuk Bekerja,
Waktunya Istirahat Ya
Istirahat, Untuk Menjaga Jiwa Dan Raga Agar Selalu Dalam Kondisi Yang Seimbang,
Bathok Atau Kepala Kita
Perlu Beristirahat Untuk Memaksimalkan Kemampuanya.
Bathoke Ela Elo
Artinya: Dengan
Berdzikir (ela elo= Laa ilaaha ilalloh) Mengingat Allah,
Syaraf Neuron Di Otak
Akan Mengendur, Ingatlah Allah, Dengan Mengingat-Nya Hati Menjadi Tentram.
Si Rama Menyang Solo
Artinya:
Siram (Mandilah,
Bersucilah)
Menyang (Menuju) Solo
(Sholat) Lalu Bersuci Dan Dirikan Sholat.
Oleh-Olehe Payung Mutho
Artinya: Maka Kita Akan
Mendapatkan Perlindungan (Payung) Dari Allah, Tuhan Kita,
Mak Jenthit Lolo lo Bah
Artinya: Kematian itu
Datangnya Tiba-Tiba,
Tak Ada Yang Tahu,
Tak Dapat Diprediksi
Dan
Tak Juga Dikira-Kira,
Tak Bisa Dimajukan Dan
Tak Bisa Pula
dimundurkan,
Wong Mati Ora Obah
Artinya: Saat Kematian
Datang,
Semua Sudah
Terlambat,..
Kesempatan Beramal
Hilang.
Yen Obah Medeni Bocah
Artinya: Banyak Jiwa
Yang Rindu Untuk Kembali Pada Allah Ingin Minta Dihidupkan,
Tapi Allah Tak
Mengijinkan, Jika Mayat Hidup Lagi Maka Bentuknya Pasti Menakutkan Dan
Mudhorotnya Lebih Besar.
Yen Urip Goleko Dhuwit
Artinya: Kesempatan
Beramal Untuk Beramal Hanya ada Di Saat Sekarang
(Selagi Mampu Dan Ada
Waktu)
Bukan Dinanti (Ketidak
Mampuan Dan Hilangnya Kesempatan)
Tempat Beramal Hanya
Disini (Dunia)
Bukan Disana (Akherat)
Disana Bukan Tempat Beramal (Bercocok Tanam)
Tapi Tempat Berhasil (Panen Raya)
Subhanalloh, Dalam
Banget Arti Dan Makna Tembang "Sluku-Sluku Bathok" Karya Kanjeng
Sunan KaliJaga, Semoga Kita Semua Di Beri Keselamatan Dunia Dan Akhirat
Aamin...🙏🏻
QS. Ali Imran ayat 190-195
QS. Ali Imran ayat 190-195
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ -١٩٠- الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ -١٩١- رَبَّنَا إِنَّكَ مَن تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ -١٩٢- رَّبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِياً يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ آمِنُواْ بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأبْرَارِ -١٩٣- رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلاَ تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيعَادَ -١٩٤- فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لاَ أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى بَعْضُكُم مِّن بَعْضٍ فَالَّذِينَ هَاجَرُواْ وَأُخْرِجُواْ مِن دِيَارِهِمْ وَأُوذُواْ فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُواْ وَقُتِلُواْ لأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ ثَوَاباً مِّن عِندِ اللّهِ وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ -١٩٥-
190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
191) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau Menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.
192) Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau Masukkan ke dalam neraka, maka sungguh, Engkau telah Menghinakannya, dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang yang zalim.
193) Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), “Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu,” maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.
194) Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau Janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau Hinakan kami pada hari Kiamat. Sungguh, Engkau tidak pernah mengingkari janji.”
195) Maka Tuhan mereka Memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain.** Maka orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang terbunuh, pasti akan Aku Hapus kesalahan mereka dan pasti Aku Masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sebagai pahala dari Allah. Dan di sisi Allah ada pahala yang baik.”
------------------------------------------------------------------
**Maksudnya sebagaimana laki-laki berasal dari laki-laki dan perempuan, maka demikian pula halnya perempuan berasal dari laki-laki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tidak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian iman dan amalnya.
Tafsir ayat 190:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Inna fī khalqis samāwāti (sesungguhnya dalam penciptaan langit), yakni sesungguhnya dalam penciptaan segala makhluk yang ada di langit, yaitu malaikat, matahari, bulan, bintang, dan awan.
Wal ardli (dan bumi), yakni dan dalam penciptaan bumi beserta segala sesuatu yang ada padanya berupa gunung, lautan, pepohonan, dan hewan.
Wakh tilāfil laili wan nahāri (serta silih bergantinya malam dan siang), yakni dan juga dalam pertukaran malam dan siang.
La āyātin (terdapat tanda-tanda), yakni terdapat tanda-tanda yang menunjukkan Keesaan-Nya.
Li ulil albāb (bagi orang-orang yang berakal), yakni bagi manusia yang memiliki pikiran. Kemudian Allah Ta‘ala Mengemukakan sifat-sifat orang yang berakal dengan Firman-Nya.
Inna fī khalqis samāwāti (sesungguhnya dalam penciptaan langit), yakni sesungguhnya dalam penciptaan segala makhluk yang ada di langit, yaitu malaikat, matahari, bulan, bintang, dan awan.
Wal ardli (dan bumi), yakni dan dalam penciptaan bumi beserta segala sesuatu yang ada padanya berupa gunung, lautan, pepohonan, dan hewan.
Wakh tilāfil laili wan nahāri (serta silih bergantinya malam dan siang), yakni dan juga dalam pertukaran malam dan siang.
La āyātin (terdapat tanda-tanda), yakni terdapat tanda-tanda yang menunjukkan Keesaan-Nya.
Li ulil albāb (bagi orang-orang yang berakal), yakni bagi manusia yang memiliki pikiran. Kemudian Allah Ta‘ala Mengemukakan sifat-sifat orang yang berakal dengan Firman-Nya.
Tafsir ayat 191:
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (Mereka pun berkata), “Rabbana, tiadalah Engkau Menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, karenanya peliharalah kami dari azab neraka.
Alladzīna yadzkurūnallāha ([yaitu] orang-orang yang mengingat Allah), yakni orang-orang yang shalat.
Qiyāman (sambil berdiri) bila mereka mampu.
Wa qu‘ūdan (atau duduk) bila tidak mampu berdiri.
Wa ‘alā junūbihim (atau dalam keadaan berbaring) bila tidak mampu berdiri dan duduk.
Wa yatafakkarūna fī khalqis samāwāti wal ardli (dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi) berkaitan dengan segala hal yang mengagumkan.
Rabbanā ([mereka pun berkata],”Rabbana), yakni, “Ya Tuhan kami!”
Mā khalaqta hādzā bāthilan (tiadalah Engkau Menciptakan ini dengan sia-sia), yakni tanpa suatu tujuan.
Subhānaka (Maha Suci Engkau), yakni mereka memahasucikan Allah.
Fa qinā ‘adzāban nār (karenanya peliharalah kami dari azab neraka), yakni hindarkanlah kami dari azab neraka.
Alladzīna yadzkurūnallāha ([yaitu] orang-orang yang mengingat Allah), yakni orang-orang yang shalat.
Qiyāman (sambil berdiri) bila mereka mampu.
Wa qu‘ūdan (atau duduk) bila tidak mampu berdiri.
Wa ‘alā junūbihim (atau dalam keadaan berbaring) bila tidak mampu berdiri dan duduk.
Wa yatafakkarūna fī khalqis samāwāti wal ardli (dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi) berkaitan dengan segala hal yang mengagumkan.
Rabbanā ([mereka pun berkata],”Rabbana), yakni, “Ya Tuhan kami!”
Mā khalaqta hādzā bāthilan (tiadalah Engkau Menciptakan ini dengan sia-sia), yakni tanpa suatu tujuan.
Subhānaka (Maha Suci Engkau), yakni mereka memahasucikan Allah.
Fa qinā ‘adzāban nār (karenanya peliharalah kami dari azab neraka), yakni hindarkanlah kami dari azab neraka.
tafsir ayat 192:
Rabbana, sesungguhnya siapa pun yang Engkau Masukkan ke dalam neraka, maka sungguh Engkau telah Menghinakannya, dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.
Rabbanā (Rabbana), mereka pun berkata, “Ya Tuhan kami!”
Innaka maη tud-khilin nāra fa qad akh-zaitah (sesungguhnya siapa pun yang Engkau Masukkan ke dalam neraka, maka sungguh Engkau telah Menghinakannya), yakni Engkau telah Merendahkannya.
Wa mā lizh zhālimīna (dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu), yakni bagi orang-orang musyrik.
Min aηshār (seorang penolong pun), yakni seorang pun yang dapat mencegah segala sesuatu yang akan ditimpakan kepada mereka baik di dunia maupun di akhirat.
Rabbanā (Rabbana), mereka pun berkata, “Ya Tuhan kami!”
Innaka maη tud-khilin nāra fa qad akh-zaitah (sesungguhnya siapa pun yang Engkau Masukkan ke dalam neraka, maka sungguh Engkau telah Menghinakannya), yakni Engkau telah Merendahkannya.
Wa mā lizh zhālimīna (dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu), yakni bagi orang-orang musyrik.
Min aηshār (seorang penolong pun), yakni seorang pun yang dapat mencegah segala sesuatu yang akan ditimpakan kepada mereka baik di dunia maupun di akhirat.
Tafsir ayat 193:
Rabbana, sesungguhnya kami mendengar seruan seseorang yang menyeru kepada iman (yaitu), 'Hendaklah kalian beriman kepada Rabb kalian', maka kami pun beriman. Rabbana, ampunilah kami atas dosa-dosa kami, dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.
Rabbanā (Rabbana), mereka pun berkata, “Ya Tuhan kami!”
Innanā sami‘nā munādiyan (sesungguhnya kami mendengar seruan seseorang). Yang mereka maksud adalah seruan Nabi Muhammad saw..
Yunādī lil īmāni (yang menyeru kepada iman), yakni kepada tauhid.
An āminū bi rabbikum fa āmannā rabbanā ([yaitu], 'Hendaklah kalian beriman kepada Rabb kalian', maka kami pun beriman. Rabbana) kami pun beriman kepada-Mu, Kitab-Mu, dan Rasul-Mu.
Fagh fir lanā dzunūbanā (oleh karena itu, ampunilah kami atas dosa-dosa kami), yakni dosa-dosa besar.
Wa kaffir (dan hapuskanlah), yakni maafkanlah.
‘Annā sayyi-ātinā (dari kami kesalahan-kesalahan kami), yakni selain dosa-dosa besar.
Wa tawaffanā ma‘al ab-rār (dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti), yakni cabutlah roh kami dalam keadaan beriman, dan himpunlah kami bersama arwah para nabi dan orang-orang saleh.
Rabbanā (Rabbana), mereka pun berkata, “Ya Tuhan kami!”
Innanā sami‘nā munādiyan (sesungguhnya kami mendengar seruan seseorang). Yang mereka maksud adalah seruan Nabi Muhammad saw..
Yunādī lil īmāni (yang menyeru kepada iman), yakni kepada tauhid.
An āminū bi rabbikum fa āmannā rabbanā ([yaitu], 'Hendaklah kalian beriman kepada Rabb kalian', maka kami pun beriman. Rabbana) kami pun beriman kepada-Mu, Kitab-Mu, dan Rasul-Mu.
Fagh fir lanā dzunūbanā (oleh karena itu, ampunilah kami atas dosa-dosa kami), yakni dosa-dosa besar.
Wa kaffir (dan hapuskanlah), yakni maafkanlah.
‘Annā sayyi-ātinā (dari kami kesalahan-kesalahan kami), yakni selain dosa-dosa besar.
Wa tawaffanā ma‘al ab-rār (dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti), yakni cabutlah roh kami dalam keadaan beriman, dan himpunlah kami bersama arwah para nabi dan orang-orang saleh.
Tafsir ayat 194:
Rabbana, berilah kami apa yang telah Engkau Janjikan kepada kami melalui Rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau menghinakan kami pada hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tiada Menyalahi janji.”
Rabbanā (Rabbana), mereka pun berkata, “Ya Tuhan kami!”
Wa ātinā (berilah kami), yakni anugerahilah kami.
Mā wa‘attanā ‘alā rusulika (apa yang telah Engkau Janjikan kepada kami melalui Rasul-rasul Engkau), yaitu Muhammad saw..
Wa lā tukhzinā (dan janganlah Engkau menghinakan kami), yakni janganlah Engkau mengazab kami.
Yaumal qiyāmah (pada hari kiamat) sebagaimana Engkau Mengazab orang-orang kafir.
Innaka lā tukhliful mī‘ād (sesungguhnya Engkau tiada Menyalahi janji”), tentang adanya kebangkitan sesudah mati, dan juga segala sesuatu yang Engkau Janjikan kepada kaum Mukminin.
Rabbanā (Rabbana), mereka pun berkata, “Ya Tuhan kami!”
Wa ātinā (berilah kami), yakni anugerahilah kami.
Mā wa‘attanā ‘alā rusulika (apa yang telah Engkau Janjikan kepada kami melalui Rasul-rasul Engkau), yaitu Muhammad saw..
Wa lā tukhzinā (dan janganlah Engkau menghinakan kami), yakni janganlah Engkau mengazab kami.
Yaumal qiyāmah (pada hari kiamat) sebagaimana Engkau Mengazab orang-orang kafir.
Innaka lā tukhliful mī‘ād (sesungguhnya Engkau tiada Menyalahi janji”), tentang adanya kebangkitan sesudah mati, dan juga segala sesuatu yang Engkau Janjikan kepada kaum Mukminin.
Tafsir ayat 195:
Maka Rabb mereka Memperkenankan mereka (dengan Berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak akan Menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kalian, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kalian adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada Jalan-Ku, yang berperang, dan yang terbunuh, pastilah Aku akan Menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku juga akan Memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah, pada Hadirat-Nya-lah pahala yang baik.”
Fastajāba lahum rabbuhum (maka Rabb mereka Memperkenankan mereka), yakni Memperkenankan apa yang mereka mohon kepada-Nya.
Annī lā udlī‘u ([dengan Berfirman], “Sesungguhnya Aku tidak akan Menyia-nyiakan), yakni tidak akan Membatalkan.
‘Amala ‘āmilim mingkum (amal orang yang beramal di antara kalian), yakni pahala orang yang beramal di antara kalian.
Miη dzakarin au uηtsā ba‘dlukum mim ba‘dlin (baik laki-laki maupun perempuan, [karena] sebagian kalian adalah turunan dari sebagian yang lain), yakni apabila sebagian kalian seagama dengan sebagian yang lain seraya menjadi penolong baginya. Lalu Allah Ta‘ala Menuturkan kemuliaan yang Dia Berikan kepada kaum Muhajirin. Dia Berfirman:
Fal ladzīna hājarū (maka orang-orang yang berhijrah) dari Mekah ke Medinah bersama Nabi Muhammad saw., begitu pula yang berhijrah setelah Nabi saw. berhijrah.
Wa ukhrijū miη diyārihim (yang diusir dari kampung halamannya), yakni orang-orang kafir Mekah telah mengusir mereka dari tempat tinggal mereka di Mekah.
Wa ūdzū fī sabīlī (yang disakiti pada Jalan-Ku), yakni dalam melaksanakan ketaatan kepada-Ku.
Wa qātalū (yang berperang) menghadapi musuh di Jalan Allah.
Wa qutilū (dan yang terbunuh), yakni hingga mereka terbunuh ketika berjihad bersama Nabi saw..
La ukaffiranna ‘anhum sayyi-ātihim (pastilah Aku akan Menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka), yakni Menghapus dosa-dosa mereka sebagai balasan atas jihadnya.
Wa la ud-khilannahum jannātin (dan pastilah Aku juga akan Memasukkan mereka ke dalam surga), yakni taman-taman.
Tajrī miη tahtiha (yang mengalir di bawahnya), yakni di bawah pepohonan dan tempat-tempat tinggalnya.
Al-anhāru (sungai-sungai), yaitu sungai khamar, sungai air, sungai madu, dan sungai susu.
Tsawābam min ‘iηdillāh (sebagai pahala di sisi Allah), yakni sebagai balasan dari Allah Ta‘ala untuk mereka.
Wallāhu ‘iηdahū husnuts tsawāb (dan Allah pada Hadirat-Nya-lah pahala yang baik”), yakni tempat kembali yang baik dan sebaik-baik balasan untuk mereka. Selanjutnya Allah Ta‘ala Mengemukakan perihal fananya dunia, seraya memberi peringatan agar jangan sampai teperdaya olehnya. Allah juga Menerangkan tentang langgengnya akhirat seraya memotivasi mereka agar meraihnya.
Fastajāba lahum rabbuhum (maka Rabb mereka Memperkenankan mereka), yakni Memperkenankan apa yang mereka mohon kepada-Nya.
Annī lā udlī‘u ([dengan Berfirman], “Sesungguhnya Aku tidak akan Menyia-nyiakan), yakni tidak akan Membatalkan.
‘Amala ‘āmilim mingkum (amal orang yang beramal di antara kalian), yakni pahala orang yang beramal di antara kalian.
Miη dzakarin au uηtsā ba‘dlukum mim ba‘dlin (baik laki-laki maupun perempuan, [karena] sebagian kalian adalah turunan dari sebagian yang lain), yakni apabila sebagian kalian seagama dengan sebagian yang lain seraya menjadi penolong baginya. Lalu Allah Ta‘ala Menuturkan kemuliaan yang Dia Berikan kepada kaum Muhajirin. Dia Berfirman:
Fal ladzīna hājarū (maka orang-orang yang berhijrah) dari Mekah ke Medinah bersama Nabi Muhammad saw., begitu pula yang berhijrah setelah Nabi saw. berhijrah.
Wa ukhrijū miη diyārihim (yang diusir dari kampung halamannya), yakni orang-orang kafir Mekah telah mengusir mereka dari tempat tinggal mereka di Mekah.
Wa ūdzū fī sabīlī (yang disakiti pada Jalan-Ku), yakni dalam melaksanakan ketaatan kepada-Ku.
Wa qātalū (yang berperang) menghadapi musuh di Jalan Allah.
Wa qutilū (dan yang terbunuh), yakni hingga mereka terbunuh ketika berjihad bersama Nabi saw..
La ukaffiranna ‘anhum sayyi-ātihim (pastilah Aku akan Menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka), yakni Menghapus dosa-dosa mereka sebagai balasan atas jihadnya.
Wa la ud-khilannahum jannātin (dan pastilah Aku juga akan Memasukkan mereka ke dalam surga), yakni taman-taman.
Tajrī miη tahtiha (yang mengalir di bawahnya), yakni di bawah pepohonan dan tempat-tempat tinggalnya.
Al-anhāru (sungai-sungai), yaitu sungai khamar, sungai air, sungai madu, dan sungai susu.
Tsawābam min ‘iηdillāh (sebagai pahala di sisi Allah), yakni sebagai balasan dari Allah Ta‘ala untuk mereka.
Wallāhu ‘iηdahū husnuts tsawāb (dan Allah pada Hadirat-Nya-lah pahala yang baik”), yakni tempat kembali yang baik dan sebaik-baik balasan untuk mereka. Selanjutnya Allah Ta‘ala Mengemukakan perihal fananya dunia, seraya memberi peringatan agar jangan sampai teperdaya olehnya. Allah juga Menerangkan tentang langgengnya akhirat seraya memotivasi mereka agar meraihnya.
Wallahu a'lam
Jumat, 31 Agustus 2018
amalan-amalan ringan yang pahalanya sangat besar,
Banyak sekali amalan-amalan
ringan yang pahalanya sangat besar, beberapa diantaranya adalah :
.
1. Mendoakan orang lain dalam kebaikan : Pahalanya sebanyak orang yang didoakan.
.
2. Dzikir : Salah satu pahalanya adalah mengalahkan kekayaan dunia dan seisinya.
.
3. Muadzin : Pahalanya sebanyak orang2 yg sholat bersamanya, dan diampuni dosa2nya sesuai dengan panjangnya jangkauan suara adzan.
.
4. Memberi kelonggaran bagi yang berhutang : Akan mendapat pahala sedekah dua kali lipat.
.
5. Doa seorang anak kepada orang tua : Termasuk ke dalam amalan utama selain sholat tepat pada waktunya dan melakukan jihad di jalan Allah.
.
6. Menjenguk orang sakit : Didoakan oleh 70.000 malaikat.
.
.
Yuk mulai sekarang kita amalkan selalu dalam kehidupan dan kita jadikan kewajiban untuk tabungan amal di akhirat nanti!
.
1. Mendoakan orang lain dalam kebaikan : Pahalanya sebanyak orang yang didoakan.
.
2. Dzikir : Salah satu pahalanya adalah mengalahkan kekayaan dunia dan seisinya.
.
3. Muadzin : Pahalanya sebanyak orang2 yg sholat bersamanya, dan diampuni dosa2nya sesuai dengan panjangnya jangkauan suara adzan.
.
4. Memberi kelonggaran bagi yang berhutang : Akan mendapat pahala sedekah dua kali lipat.
.
5. Doa seorang anak kepada orang tua : Termasuk ke dalam amalan utama selain sholat tepat pada waktunya dan melakukan jihad di jalan Allah.
.
6. Menjenguk orang sakit : Didoakan oleh 70.000 malaikat.
.
.
Yuk mulai sekarang kita amalkan selalu dalam kehidupan dan kita jadikan kewajiban untuk tabungan amal di akhirat nanti!
💦KOIN PENYOK💦


















بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم



۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞.






"Sebaiknya koin ini dibawa ke kolektor uang kuno", kata teller itu memberi saran.










Lelaki itupun setuju.




"Apa yang terjadi?"
"Engkau baik-baik saja kan? Apa yang diambil perampok tadi?"

"Oh bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".







Sahabat.....










Sesungguhnya semua milik Allah dan sesungguhnya semua akan kembali kepada Allah
(QS. al-Baqarah 2:155-157)
(QS. al-Baqarah 2:155-157)

Dan juga, saat kita siap berbagi kebaikkan kpd orang lain...
Semoga bermanfaat n kita bisa mengambil hikmahnya.


♡ Cinta Rasul International Community ♡


















Langganan:
Postingan (Atom)