Carilah Satu Mahluk Yang Lebih Hina Dari Dirimu
Youtube Channel
WAJIB NONTON
WAJIB NONTON
Di sebuah pondok pesantren,
terdapat seorang santri yang tengah menuntut ilmu pada seorang Kyai. Sudah
bertahun-tahun lamanya si santri belajar .Hingga tibalah saat dimana dia akan
diperbolehkan pulang untuk mengabdi kepada masyarakat
Sebelum sang Santri tersebut pulang, sang Kyai memberinya satu ujian untuk membuktikan bahwa si Santri benar-benar sudah matang ilmunya dan siap menghadapi kehidupan diluar Pesantren.
Sebelum sang Santri tersebut pulang, sang Kyai memberinya satu ujian untuk membuktikan bahwa si Santri benar-benar sudah matang ilmunya dan siap menghadapi kehidupan diluar Pesantren.
Pak Kyai : kemudian berkata pada Kang santri.
"Sebelum kamu
pulang, dalam tiga hari ini, aku ingin meminta kamu mencarikan seorang ataupun
makhluk yang lebih hina dan buruk dari kamu, “ujar sang Kyai.
Santri : “Tiga hari itu terlalu lama Kyai,
hari ini aku bisa menemukan banyak orang atau makhluk yang lebih buruk daripada
saya,”jawab Santri penuh percaya diri.
Sang Kyai : tersenyum seraya mempersilakan muridnya
membawa seorang ataupun makhluk itu kehadapannya.
Santri keluar dari ruangan Kyai dengan semangat, ”hem, ujian yang sangat gampang!”
Santri keluar dari ruangan Kyai dengan semangat, ”hem, ujian yang sangat gampang!”
Hari itu juga, si Santri berjalan menyusuri jalanan ibu kota. Di tengah jalan, dia menemukan seorang pemabuk berat. Menurut pemilik warung yang dijumpainya, orang tersebut selalu mabuk-mabukan setiap hari. Pikiran si Santri sedikit tenang, dalam hatinya dia berkata,
“ähay.. pasti dia orang yang lebih buruk dariku, setiap hari dia habiskan hanya untuk mabuk-mabukan, sementara aku selalu rajin beribadah.”
Dalam perjalanan pulang Si santri kembali berpikir,
" kayaknya si pemabuk itu belum tentu lebih buruk dari aku , sekarang dia mabuk-mabukan tapi siapa yang tahu di akhir hayatnya Allah justru mendatangkan hidayah hingga dia bisa khusnul Khotimah, sedangkan aku yang sekarang rajin ibadah, kalau diakhir hayatku, Allah justru menghendaki Suúl Khotimah, bagaimana? “Huuh… berarti pemabuk itu belum tentu lebih jelek dari aku,”ujarnya bimbang.
Kang Santri kemudian kembali melanjutkan perjalanannya mencari orang atau makhluk yang lebih buruk darinya. Di tengah perjalanan, dia menemukan seekor anjing yang menjijikkan karena selain bulunya kusut dan bau, anjing tersebut juga menderita kudisan.
“Akhirnya ketemu juga makhluk yang lebih jelek dari aku, anjing tidak hanya haram, tapi juga kudisan dan menjijikkan, ”teriak santri dengan girang.
Dengan menggunakan karung beras, si Santri membungkus anjing tersebut hendak dibawa ke Pesantren, Namun ditengah jalan , tiba-tiba dia kembali berpikir,
“anjing ini memang buruk rupa dan kudisan, namun benarkah dia lebih buruk dari aku?” Oh tidak, kalau anjing ini meninggal, maka dia tidak akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dilakukannya di dunia, sedangkan aku harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan selama di dunia dan bisa jadi aku akan masuk ke neraka.
Akhirnya si santri menyadari bahwa dirinya belum tentu lebih baik dari anjing tersebut.
Hari semakin sore , Kang Santri msih mencoba kembali mencari orang atau makluk yang lebih jelek darinya. Namun hingga malam tiba, dia tak jua menemukannya. Lama sekali dia berpikir, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke Pesantren dan menemui sang Kyai.
Sang Kyai : “Bagaimana Anakku, apakah kamu sudah
menemukannya? ”tanya sang Kyai.
Santri : “Sudah, Kyai, ”jawabnya seraya
tertunduk. “Ternyata diantara orang atau makluk yang menurut saya sangat buruk,
saya tetap paling buruk dari mereka, ”ujarnya perlahan.
Sang Kyai : Mendengar jawaban sang Murid, kyai
tersenyum lega,
”Alhamdulillah.. kamu dinyatakan lulus dari pondok pesantren ini, anakku, ”ujar Kyai terharu.
”Alhamdulillah.. kamu dinyatakan lulus dari pondok pesantren ini, anakku, ”ujar Kyai terharu.
Sang Kiyai : Kyai berkata "Selama kita hidup di
Dunia, jangan pernah bersikap sombong dan merasa lebih baik atau mulia dari
orang ataupun makhluk lain. Kita tidak pernah tahu, bagaimana akhir
hidup yang akan kita jalani. Bisa jadi sekarang kita baik dan
mulia, tapi diakhir hayat justru menjadi makhluk yang seburuk-buruknya. Bisa
jadi pula sekarang kita beriman, tapi di akhir hayat, setan berhasil memalingkan
wajah kita hingga melupakan_Nya.
Memang betul sebelum menilai orang lain nilailah diri sendiri karena kitalah yang tahu keburukan kita.Karena akhir hidup itulah nilai penentuannya, apakah akan berakhir dengan Khusnul khatimah atau dengan suul khatimah.
Memang betul sebelum menilai orang lain nilailah diri sendiri karena kitalah yang tahu keburukan kita.Karena akhir hidup itulah nilai penentuannya, apakah akan berakhir dengan Khusnul khatimah atau dengan suul khatimah.
Pelajaran yang bisa
kita ambil dari kisah diatas adalah:
Selama kita hidup di Dunia, jangan
pernah bersikap sombong dan merasa lebih baik/mulia dari orang ataupun makhluk
lain. Kita tidak pernah tahu, bagaimana akhir hidup yang akan kita jalani. Bisa
jadi sekarang kita baik dan mulia, tapi diakhir hayat justru menjadi makhluk
yang seburuk-buruknya. Bisa jadi pula sekarang kita beriman, tapi di akhir
hayat, setan berhasil memalingkan wajah kita hingga melupakan_Nya. Wallahu’alam
bissawab
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan
diri” (QS. Lukman: 18).
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sungguh, yang paling mulia di antara kamu
di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS.Al-Hujurat:13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar